Kisu: Barseso, ulama Su u'l khatimah
Barseso, ulama Su u'l khatimah
Oleh: Team Dakwah DKMT Al-Ikhlas Pamoyanan
Jamaah Muslimin Muslimat
Rahimakumullah...
Dalam kitab
'Hayatul Qulub' dikisahkan seorang ulama besar bernama Barseso, Selama 220
tahun ia tidak pernah berbuat maksiat walau sekejap mata. Ia mempunyai santri
sampai sembilan ribu, karena dapat beribadah ia dapat berjalan diatas bumi,
sehingga para malaikat pun keheranan dengan hamba Allah yang ini. Maka Allah
berfirman, "Apa yang engkau herankan dari padanya? Sesungguhnya Aku lebih
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, dan bahwa sesungguhnya Barseso adalah
dalam pengetahuan-Ku."
Suatu ketika Iblis mendatangi biara Barseso dengan bentuk gaya seorang alim,
mengenakan pakaian tenun dan memanggil Barseso. Barseso bertanya, "Siapa
engkau dan mau apa?' Iblis menjawab, 'Aku adalah penyembah Allah, datang untuk
menolongmu dalam rangka mengabdi kepada Allah.' Barseso menjawab, 'Barangsiapa
hendak berbakti dan beribadah kepada Allah, maka cukuplah Allah sebagai
penolongnya.' Maka Iblis segera bangun menyembah kepada Allah selama tiga hari
tidak tidur, tidak makan, tidak minum. Barseso berkata, 'Aku makan, tidur,
minum.' Iblis berkata, 'Aku telah berbuat suatu dosa, dimana bila aku teringat
akan dosaku, aku tidak bisa tidur dan tidaklah makan,' lanjutnya. 'Bagaimana
caranya agar aku dapat seperti engkau?' tanya Barseso.
Lantas Iblis menyarankan agar pergi dan berbuat maksiat kepada Allah, kemudian
bertaubat kepada-Nya. 'Karena Ia sesungguhnya Maha Pemurah, sehingga engkau
mendapatkan dan merasakan kenikmatan beribadah kepada Allah,' imbuh Iblis. 'Apa
yang aku kerjakan?' tanya Barseso. Iblis menjawab, 'Berzina.' Tetapi Barseso
menolak. 'Kalau begitu membunuh orang atau meminum khamr yang ringan dosanya,'
saran Iblis. Maka Barseso memilih khamr. 'Tetapi di mana aku mendapatkannya?'
tanya Barseso lagi. Iblis menjawab, 'Pergilah ke suatu desa ini.'
Maka pergilah Barseso pergi ke suatu desa yang telah ditunjukkan dan di sana ia
bertemu dengan seorang perempuan cantik penjual khamr. Maka Barseso membelinya
dan meminumnya. Kemudian memaksa perempuan itu berzina, lantas katahuan oleh
suaminya. Maka dipukullah dia sehingga hampir mati. Kemudian Iblis berubah
menjadi seorang biasa dan berusaha untuk melaporkan ke pengadilan (hakim).
Akhirnya ia dijatuhi hukuman cemeti 80 (delapan puluh kali), sebagai hukuman
minum khamar dan seratus kali sebagai hukum berzina dan diperintahkan agar
Barseso digantung sebagai ganti darah.
Ketika Barseso
digantung datanglah Iblis dan bertanya, 'Bagaimana keadaanmu?' Barseso
menjawab, 'Barang siapa mengikuti orang jahat, maka beginilah akibatnya.' Iblis
berkata, 'Aku telah berusaha dua ratus tahun lamanya menggoda kamu sampai hari
ini di mana engkau harus disalib seperti ini, apabila engkau ingin turun aku
pun dapat menurunkan asal dengan syarat engkau sujud kepadaku.' Barseso
menjawab, 'Bagaimana aku dapat sujud padahal aku dalam gantungan kayu?"
"bersujudlah dalam hati dan iman kepadaku!' kata Iblis. Maka bersujudlah
Barseso sesuai dengan perintah Iblis dan keluarlah ia dari dunia dalam keadaan
kafir tanpa iman." (Hayatul Qulub)
Kisah seperti ini sekalipun masih ada yang mempertanyakan kebenarannya, namun
setidaknya kita dapat memetik hikmah yang terkandung didalamnya. Bahwa minuman
keras (khamar) sewaktu-waktu dapat menggelincirkan siapa saja tanpa pandang
bulu baik tua, muda beriman atau tidak.
Seorang muslim tidak diperkenankan minum khamar walaupun hanya sedikit. Apapun
alasannya, betapapun hanya seteguk atau bahkan kurang dari itu, meminum khamar
seperi itu adalah perbuatan yang keji dan termasuk perbuatan syetan yang hanya
akan merugikan dan merusak diri sendiri.Ia dapat menggelincirkan manusia ke
lembah kejahatan. Rasulullah saw bersabda, "Minuman apapun kalau banyaknya
itu memabukkan, maka sedikitnya pun adalah haram." (HR.Ahmad, Abu Daud,
Termidzi).
Dalam hadits yang lain Rasulullah menyatakan, "Khamar itu bukan obat,
tetapi penyakit." (HR.Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).
Jadi kalau ada yang mengemukakan alasan, seperti alasan yang telah dikemukakan
oleh artis tersebut di atas, maka itu hanya angan-angan saja. Hanya praduga
pikiran yang didorong oleh hawa nafsunya. Syetan yang mengalir ke dalam setiap
sel darah anak Adam memang sangat pintar mengemukakan argumentasi agar manusia
dapat luluh dan tergoda.
Mengenai hal ini Allah swt berfirman dalam Al-Qur'anul Karim, "Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk)berhala, mengundi nasib dengan panah(taruhan) adalah perbuatan yang keji
termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan." (Al-Maidah: 90)
Meminum khamar akan mengantarkan orang pada hilangnya kesadaran. Seorang yang
jahat, bila selalu akrab dengan khamar akan bertambah parah tingkat
kejahatannya.Ia bisa bertambah beringas dan sadis. Demikian halnya bila seorang
beriman terjerumus meminumnya akan merusak iman dan ibadahnya bahkan bisa bisa
menghancurkan semuanya.
Kisah tentang tergelincirnya orang shaleh (alim) yang jatuh ke lembah
kemaksiatan juga pernah digambarkan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan dari Usman bin Affan ra. bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam bersabda,
"Jauhilah khamar, karena ia adalah pusat ke arah kejahatan. Ada seorang
laki-laki yang selalu beribadah dan tidak bergaul dengan orang lain; pada suatu
ketika seorang perempuan jahat mengharapkan ia untuk datang ke rumahnya sebagai
saksi. Setelah ia masuk kamar didapatinya perempuan itu sedang duduk dengan
seorang anak laki-laki dan didepannya sebotol khamar. Berkata wanita itu, 'Saya
panggil engkau bukan maksudnya untuk kesaksian, tapi mengharap agar engkau
membunuh anakku ini, minum khamar dan tidur bersamaku. Bila engkau enggan aku
akan berteriak agar tetangga mengetahui.' Laki-laki tersebut memilih khamar dan
meminumnya sehingga hilang kesadarannya, dalam keadaan hilang akal ia masuk
kamar si perempuan kemudian melakukan pembunuhan terhadap anak laki-laki itu.
Maka jauhilah khamar, karena antara khamar dan iman tidak mungkin berkumpul
pada dada manusia, kecuali keduanya saling menolak dan mengusir yang
lain." (HR.Ibnu Hiban)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar