DKM AL-IKHLAS PAMOYANAN

Blog Dewan Kemakmuran Mesjid Al Ikhlas Pamoyanan Ds. Cikitu Kec. Pacet Kab.Bandung 40385

>

Minggu, 05 Agustus 2018

Misteri Tulang Ekor Manusia


Jamaah Muslimin Muslimat Rahimahullah
Dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah bersabda tentang tulang ekor.
“Setiap (bagian tubuh) anak Adam pasti akan dimakan tanah, kecuali tulang ekor. Darinya ia telah diciptakan dan darinya ia akan disusun kembali” (HR. Muslim)
Hadits ini disampaikan Rasulullah berabad-abad yang lalu. Sebelum ilmu pengetahuan mampu menjangkau dan menegaskan apakah hal tersebut bisa dibuktikan secara ilmiah.
Hingga kemudian, serangkaian penelitian di abad moder membuktikan bahwa sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut 100 persen benar.
Tulang ekor tak dimakan tanah
Menurut Wikipedia, tulang ekor adalah bagian paling ujung dari kolom tulang belakang pada primata tak berekor. Terdiri dari tiga sampai lima vertebra (vertebra koksigeal) terpisah atau menyatu di bawah sakrum. Ia tersambung dengan sakrum oleh sendi fibrocartilaginous, simfisis sakroksigeal, yang memungkinkan gerakan terbatas antara sakrum dan koksiks.
Dr. Othman al Djilani, seorang profesor bidang histology dan pathologi Sana’a University, melakukan penelitian bersama Syaikh Abdul Majid dalam rangka menguji tulang ekor. Pada Ramadhan 1423 H, mereka membakar tulang ekor dengan suhu tinggi selama 10 menit hingga warnanya berubah menjadi hitam pekat. Kemudian mereka membawa tulang tersebut ke al Olaki Laboratory, di Sana’a, Yaman untuk dianalisis. Hasil laboratorium menunjukkan sel-sel pada jaringan tulang ekor tidak terpengaruh. Masya Allah.
Penelitian itu juga menjelaskan mengapa ketika dilakukan penggalian makam lama yang telah berusia berpuluh-puluh bahkan beratus tahun, ditemukan tulang ekor yang tidak hancur. Benar-benar sesuai dengan sabda Rasulullah.
Bahasan mengenai tulang ekor (‘Ajb Dzamb dalam bahasa arab atau Vetebrae cocigeus dalam bahasa ilmiah) menjadi menarik untuk dikaji baik dari sisi agama maupun sains. Hal ini dikarenakan tulang ekor memiliki dua dimensi, yakni dimensi awal penciptaan dan dimensi awal setelah dibangkitkan mati.
“Dalam Hadits shahih yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda perihal tulang ekor : Seluruh (bagian tubuh) anak adam pasti akan musnah dimakan tanah, kecuali tulang ekor. Darinya ia telah diciptakan dan darinyalah ia akan disusun kembali. (HR. Muslim No. 2955).” Ucap Ustadz Khalid Basalamah sebagaimana dikutip dari akun youtube @Kajian Ar-Rahman (4/02/2018)
Misteri tentang tulang ekor ini pun telah dibuktikan kebenarannya oleh beberapa ilmuwan. Dr. Othman Al Djilani dalam presentasinya di “7th conference of scientific miracles in The Koran and The Sunna” di Dubai Tahun 2004, sebagaimana dikutip dari Quora.com (23/11/2016), menyampakan bahwa sel-sel pada jaringan tulang ekor tidak akan rusak meskipun dibakar.
Beliau melakukan penelitian bersama Syeikh Abdul Majid dengan membakar tulang ekor pada suhu tinggi selama 10 menit hingga warnanya berubah menjadi hitam pekat. Mereka kemudian membawa tulang tersebut ke Laboratorium Al Olaki di Sana’a, Yaman, untuk dianalisis. Tulang tersebut kemudian dianalisis oleh Dr Al Olaki, seorang professor bidang histologi dan pathologi Sana’a University. Hasilnya, hanya otot dan jaringan lemak pada tulang ekor yang rusak terbakar. Sementara sel-sel pada jaringan tulang ekor tidak terpengaruh.
Penelitian lain dilakukan oleh Han Spemann, seorang ilmuwan Jerman yang berhasil mendapatkan hadiah nobel di bidang kedokteran pada tahun 1935. Dalam salah satu penelitiannya, sebagaimana dipublikasikan pada Buku “Human Embryology 4th edition”, ia menemukan bahwa tulang ekor sebagai asal mula kehidupan. Han Speman memotong tulang ekor dari sejumlah hewan melata lalu mengimplantasikannya kedalam embrio organizer.
Han Spemann, seorang ilmuwan Jerman berhasil mendapatkan hadiah nobel bidang kedokteran pada tahun 1935. Dalam salah satu penelitiannya, ia menemukan bahwa asal mula kehidupan adalah tulang ekor. Dalam penelitian tersebut ia memotong tulang ekor dari sejumlah hewan melata dan mengimplantasikannya ke dalam embrio organizer. Pada minggu ketiga dan keempat, tulang ekor itu tumbuh membentuk lempengan embrio yang memiliki dua lapisan yang memiliki beberapa unsur dan jaringan.
Han Spemann juga mencoba cara lain dengan merebus dan menghancurkan tulang ekor menjadi serpihan halus. Lalu serpihan tersebut diimplantasikan pada janin hewan yang masih dalam tahap permulaan embrio. Hasilnya, tulang ekor itu tetap tumbuh dan membentuk janin sekunder.
Subhanallaah!! Begitulah pada akhirnya sains dan agama menjadi bagian yang tak terpisahkan. Sabda Rasullullah SAW 14 abad yang lalu, jauh sebelum sains bicara banyak mengenai tulang ekor, kini telah terbukti kebenarannya secara ilmiah.
Semoga bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar