Ia
menatap suaminya dengan wajah merah karena rasa malu dan sedih, serta setumpuk
rasa kekhawatiran menyelubung. “Ya Allah, aku harus kuat dan tabah, sikap baik
kepada suami adalah jalan hidupku.” Kata wanita itu lirih di lubuk hatinya.
Wanita itu berharap, Allah akan memberikan hidayah kepada suaminya melalui
tangannya.
Mereka mulai terlibat perbincangan, meski masih dibaluti rasa enggan, malu
bercampur bahagia. Waktu terus berlalu hingga malam hampir habis. Sang suami
bak tersihir oleh pesona kecantikan sang istri. Ia bergumam dalam hati, “Saat
ia sudah berganti pakaian, sungguh kecantikannya semakin berkilau. Tak pernah
kubayangkan ada wanita secantik ini didunia ini.” Saat tiba sepertiga malam
terakhir, Allah ta’ala mengirimkan rasa kantuk pada suaminya.
Dia
tak mampu lagi bertahan, akhirnya ia pun tertidur lelap. Hembusan nafasnya
begitu teratur. Sang istri segera menyelimutinya dengan selimut tebal, lalu
mengecup keningnya dengan lembut. Setelah itu ia segera terdorong rasa rindu
kepada mushallanya dan bergegas menuju tempat ibadahnya dengan hati melayang.
MasyaAllah,
begitu khusuk dan istiqomahnya sang istri
Sang
suami menuturkan,
“Entah
kenapa aku begitu mengantuk, padahal sebelumnya aku betul-betul ingin begadang.
Belum pernah aku tertidur sepulas ini. Sampai akhirnya aku mendapati istriku
tidak lagi disampingku. Aku bangkit dengan mata masih mengantuk untuk mencari
istriku. Mungkin ia malu sehingga memilih tidur dikamar lain. Aku segera
membuka pintu kamar sebelah. Gelap, sepi tak ada suara sama sekali. Aku
berjalan perlahan khawatir membangunkannya. Kulihat wajah bersinar ditengah
kegelapan, keindahan yang ajaib dan menggetarkan jiwaku. Bukan keindahan fisik,
karena ia tengah berada diperaduan ibadahnya.
Ya
Allah, sungguh ia tidak meninggalkan shalat malamnya termasuk dimalam
pengantin. Kupertajam penglihatanku. Ia rukuk, sujud dan membaca ayat-ayat
panjang. Ia rukuk dan sujud lama sekali. Ia berdiri dihadapan Rabbnya dengan
kedua tangan terangkat. Sungguh pemandangan terindah yang pernah kusaksikan. Ia
amat cantik dalam kekhusyu’annya, lebih cantik dari saat memakai pakaian
pengantin dan pakaian tidurnya. Sungguh kini aku betul-betul mencintainya,
dengan seluruh jiwa ragaku”
Seusai
shalat ia memandang kearah suaminya. Tangannya dengan lembut memegang tangan
suaminya dan membelai rambutnya.
Masya
Allah, Subhanallah, sungguh luar biasa wanita ini. Kecintaannya pada sang
suami, tak menghilangkan kecintaannya kepada kekasih pertamanya, yakni ibadah.
Ya, ibadah kepada Allah, Rabb yang menjadi kekasihnya. Hingga bulan kedepan
wanita itu terus melakukan kebiasaannya, sementara sang suami menghabiskan
malam-malamnya dengan begadang, memainkan alat-alat musik yang tak ubahnya
begadang dan bersenang-senang. Ia membuka pintu dengan perlahan dan mendengar
bacaan Al-Qur’an yang demikian syahdu menggugah hati.
Dengan
perlahan dan hati-hati ia memasuki kamar sebelah. Gelap dan sunyi, ia pertajam
penglihatannya dan melihat istrinya tengah berdo’a. Ia mendekatinya dengan
lembut tapi cepat. Angin sepoi-sepoi membelai wajah sang istri. Ya Allah,
perasaan laki-laki itu bagai terguyur. Apalagi saat mendengar istrinya berdo’a
sambil menangis. Curahan air matanya bagaikan butiran mutiara yang menghiasi
wajah cantiknya.
Sang
suami mulai sadar, hingga….
Tubuh
lelaki itu bergetar hebat, kemana selama ini ia pergi, meninggalkan istri yang
penuh cinta kasih? Sungguh jauh berbeda dengan istrinya, antara jiwa yang
bergelimang dosa dengan jiwa gemerlap ditaman kenikmatan, dihadapan Rabbnya.
Lelaki
itu menangis, air matanya tak mampu tertahan. Sesaat kemudian adzan subuh.
Lelaki itu memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini, ia lantas menunaikan
shalat subuh dengan kehusyuan yang belum pernah dilakukan seumur hidupnya.
Inilah
buah dari do’a wanita shalihah yang selalu memohonkan kebaikan untuk sang
suami, sang pendamping hidup.
Beberapa
tahun kemudian, segala wujud pertobatan lelaki itu mengalir dalam bentuk
ceramah, khutbah, dan nasihat yang tersampaikan oleh lisannya. Ya lelaki itu
kini telah menjadi da’i besar dikota Madinah.
Memang
benar, wanita shalihah adalah harta karun yang amat berharga dan termahal bagi
seorang lelaki bertakwa. Bagi seorang suami, istri shalihah merupakan permata
hidupnya yang tak ternilai dan “bukan permata biasa”.
Semoga bermanfaat..
Link sumber : (Ummu Asyrof dari
kumpulan kisah nyata, Abdur Razak bin Al Mubarak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar